Selasa, 07 Juli 2015

SISTEM BILANGAN JODOH ALA PRIMBON SUNDA

Setiap Negara di dunia memiliki cara meramalkan sesuatu dengan caranya sendiri berdasarkan kepercayaan yang dianutnya. Begitu pula Indonesia memiliki beragam kebudayaan dalam meramalkan sesuatu sesuai dengan adat dan budayanya. Kebudayaan dalam ramalan berkembang di Indonesia salah satunya di Suku Sunda yang berada di Pulau Jawa. Ramalan yang masih melekat pada Suku Sunda tersebut lebih dikenal dengan sebutan Primbon Sunda.
Gambar 1. Icon Primbon
Primbon berasal dari kata dalam bahasa Jawa, yaitu bon (mbon atau mpon) yang berarti induk. Kemudian kata tersebut mendapat awalan pri atau peri yang berfungsi meluaskan kata dasar.Jadi, primbon dapat diartikan sebagai induk dari kumpulan-kumpulan catatan.Catatan-catatan yang memuat pengetahuan penting itu lalu dikumpulkan menjadi sebuah buku primbon sehingga catatan itu sampai sekarang bisa dipelajari dengan mudah.
Banyak hal yang dapat diramalkan melalui primbon sunda, mulai dari watak, rezeki, mimpi, ilmu pengobatan, jodoh, bahkan ramalan mengenai lama hidup seseorang bisa diprediksi dengan perhitungan yang berpedoman pada aturan buku primbon tersebut.
Dewasa ini, kita harus mampu membedakan hal-hal yang bersifat ramalan dengan hal-hal yang bersifat realistis karena tidak sepenuhnya ramalan sesuai dengan fakta yang ada. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa mempelajari primbon sunda akan mendatangkan manfaat bagi siapa saja yang mempelajarinya.
Seperti telah disebutkan diatas bahwa primbon sunda dapat meramalkan jodoh seseorang.Hal tersebut pun saya kaji karena primbon sunda dapat dipelajari secara rasional sesuai dengan ilmu pengetahuan yang ada, yakni ilmu matematika.
Ramalan jodoh pasangan ditentukan berdasarkan hari lahir dan namanya.Namun, untuk megetahuinya diperlukan beberapa kode perhitungan.
A.    Kode babasan
Kode babasan merupakan kode yang nomor urutnya sangat berpengaruh. Kode ini digunakan setelah hasil perhitungan dibagi 7 dan sisanya dicocokan dengan no urut pada kode ini, sehingga akan diketahui baik buruknya pasangan tersebut apabila bersama.
1.    Pisang punggel = kurang baik
2.    Lumbung gumilang = kurang baik
3.    Tunggak kasemi = kurang baik
4.    Satria lalaku = baik
5.    Sangga waringin = baik
6.    Paparingan kebek = baik
7.    Ratu sabdaning pandita = baik
B.     Kode huruf
Kode huruf merupakan kode dimana setiap huruf memiliki pasangan angkanya masing-masing.Adapun pasangan-pasangan tersebut telah diatur dan disusun dalam aturan aksara jawa yang tidak dapat diatur atau dirubah kembali.Berikut merupakan pasangan-pasangan angka sesuai aturan aksara jawa.
Ha = 1
Na = 2
Ca = 3
Ra = 4
Ka = 5
Da = 6
Ta = 7
Sa = 8
Wa = 9
La = 10
Pa = 11
Dha = 12
Ja = 13
Ya = 14
Nya =15
Ma = 16
Ga = 17
Ba = 18
Tha = 19
Nga = 20
Adapun kode huruf tersebut diambil dari aksara jawa yang dapat dilihat sesuai gambar dibawah ini.
 Gambar 2. Aksara Jawa

“Namun, untuk huruf vocal, karena tidak terdapat dalam aksara jawa tersebut, maka untuk semua huruf vocal ( A, I, U, E, O) mempunyai nilai 0 dan untuk huruf konsonan yang tidak terdapat dalam aksara jawa yaitu huruf F, Q, V, X dan Z  maka nilainya sama seperti dengan huruf yang ada dalam aksara jawa tersebut yang mempunyai bunyi pengucapan yang mirip”, tutur Bapak Yanto, seorang ahli primbon.
Seperti huruf F dan V mempunyai bunyi pengucapan yang sama dengan huruf P (Pa) yang artinya bahwa nilai dari F dan V sama dengan P yaitu 11. Begitupun dengan huruf yang lainnya. Huruf Z sama dengan huruf J. huruf  Q dan X sama dengan huruf K.
 C.   Kode hari
Kode hari merupakan kode dimana setiap hari kelahiran mempunyai pasangan angka masing-masing.
1.    Minggu = 5
2.    Senin = 4
3.    Selasa = 3
4.    Rabu = 7
5.    Kamis = 8
6.    Jumat = 6
7.    Sabtu = 9
D.    Cara perhitungan
1.    Hitung nama laki-laki berdasarkan kode huruf
2.    Hitung nama perempuan berdasarkan kode huruf
3.    Jumlahkan hasil dari poin satu dan dua kemudian bagi 7 dan ambil sisanya. Cocokan dengan no urut pada kode babasan dan apabila tidak bersisa atau sisanya 0, cocokan dengan no urut 7
4.    Jumlahkan hari lahir perempuan dan laki-laki berdasarkan kode hari
5.    Jumlahkan poin tiga dan empat kemudian bagi 7 dan ambil sisanya kemudian cocokan dengan kode babasan
6.    Hitung tempat tinggal darikeduanya berdasarkan kode huruf kemudian tambah denganjumlah hari lahir dan jumlah nama,  selanjutnya bagi 7 dan ambil sisanya. Cocokan dengan kode babasan.
7.    Apabila semua hasilnya baik, maka baik pula bagi keduanya. Namun, apabila ada satu yang kurang baik,  maka kurang baik pula bagi keduanya.
Contoh :
Seorang laki-laki bernama Wikarta yang lahir pada hari Sabtu akan menikahi seorang perempuan bernama Cuminah yang lahir pada hari Selasa. Mereka tinggal di Kampung Ciparay.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
wi+kar+ta = 9+5+7 = 21
cu+mi+nah= 3+16+2= 21
jumlah = 21+21= 42
42/7=6sisa 0 berarti apabila dicocokan pada kode babasan sesuai dengan no urut 7 yaitu Ratu Sabdaning Pandita yang artinya baik.
Hari lahir keduanya
Sabtu = 9
Selasa = 3
Jumlah hari lahir ditambah jumlah nama
12 + 42 = 54
54/7 = 7 sisa 5
5 = Sangga Waringin yang artinya baik
Tempat tinggal keduanya
Ci+pa+ray= 3+11+4 = 18
18+54 = 72
72/7 = 10 sisa 2
2 = Lumbung Gumilang yang berarti kurang baik.
Jadi, kesimpulannya kurang baik karena tempat tinggal mereka.
Analisis Penulis
Untuk dapat menggunakan sistem ini, pemain harus pandai dalam matematika terutama dalam operasi penjumlahan dan pembagian, karena tanpa menguasainya sistem ini tidak dapat digunakan. Selain itu, kode hari dan kode huruf pun harus diketahui, karena dari sana kita akan medapatkan nilai untuk dioperasikan. Kemudian, kode babasan menjadi acuan terakhir untuk mengetahui makna dari hasil pengoperasian sebelumnya. Pada intinya, system ini tidak akan berjalan jika salah satusyarat diatas tidak terpenuhi karena syarat-syarat tersebut saling berkaitan.
Pandangan Penulis
Penulis memandang bahwa hasil dari sistem ini tidak dapat diyakini secara teori, karena hasil tersebut hanya sebuah perkiraan yang didasarkan pada adat, kebiasaan dan peristiwa yang pernah terjadi sehingga sebagian masyarakat percaya bahwa hasilnya akan sama sesuai dengan ciri-ciri pada peristiwa yang pernah terjadi tersebut. Kode-kode yang terdapat dalam sistem ini pun tidak diketahui bagaimana asal usulnya.Sehingga tidak dapat dipastikan bahwa kode tersebut sesuai dengan suatu teori yang dapat diyakini kebenarannya.
Namun, pada sistem pengoperasian perhitungan, penulis meyakini kebenarannya.Pada sistem ini digunakan pengoperasian berdasarkan modulo 7.Operasi modulus adalah sebuah operasi yang menghasilkan sisa pembagian dari suatu bilangan terhadap bilangan lainnya.Modulo 7 adalah sebuah operasi yang menghasilkan sisa pembagian dari suatu bilangan terhadap bilangan 7.Jadi, sistem pengoperasiannya berdasarkan pada salah satu sistem operasi di matematika, yaitu sistem operasi modulo 7.
Kekurangan Sistem Primbon Sunda
Pada sistem ini, pengoperasiannya cukup mudah dimengerti, namun terdapat beberapa kekurangannya.
Bagi pemula, dia tidak akan mengetahui bagaimana cara menghitung nilai dari sebuah nama yang diawali dengan huruf vokal atau nama yang didalmnya terdapat huruf F, Q, V, X dan Z, karena kode huruf diambil dari aksara jawa yang berbeda dengan huruf alfabet.
Kode yang digunakan tidak diketahui asal mulanya, seperti kode hari dan kode babasansehingga tidak dapat diketahui kebenarannya.
Namun, terlepas dari kekurangan diatas, sistem ini masih diyakini oleh sebagian orang karena sistem ini merupakan warisan budaya.Jadi, pada dasarnya bahwa Matematika merupakan sebuah budaya.
Laporan Observasi
Pada awalnya penulis menemukan sistem ini terinspirasi dari seorang teman yang akan membuat sebuah esai tentang Primbon Jawa. Selain itu, penulis merasa tertarik dengan sistem operasi menghitungnya.
Penulis mencari sumber tentang Primbon Sunda di Internet dan buku.Namun, pada buku maupun internet tidak dijelaskan secara detail tentang kode huruf untuk menghitung nilai dari suatu nama. Maka dari itu, penulis mencari tahu siapa orang yang mengerti akan Primbon Sunda. Setelah bertanya terhadap beberapa kenalan orangtua, akhirnya penulis mendapat informasi tentang Bapak Yanto yang mengetahui tentang Primbon.
Pada akhirnya, penulis dapat bertemu dan mewawancarai Bapak Yanto.Setibanya disana, penulis disambut hangat oleh beliau dan penulis langsung memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud tujuan kedatangannya.
Setelah itu beliau menjelaskan kepada penulis tentang Primbon terutama tentang menghitung nilai dari suatu nama.
Penulis mengambil sumber ini dari sebuah buku yang sudah tua. Namun, pada buku tersebut sudah tidak terdapat jilidnya, sehingga judul buku, pengarang buku dan penerbitnya pun tidak dapat diketahui. Berikut foto buku tersebut.


Gambar 3. Buku Primbon Sunda
Kesimpulan
Ilmu matematika diaplikasikan dalam berbagai hal.Salah satunya dalam perhitungan kecocokan pasangan. Dalam menghitung kecocokan pasangan, sistem operasi pertambahan dan pembagian harus dikuasai oleh sang pemain. Kode dalam sistem ini pun harus diketahui agar perhitungannya dapat dilakukan.
Sistem ini sudah ada sejak zaman dahulu, karena sistem ini merupakan warisan budaya.Di dalam sistem ini menggunakan operasi hitung matematika, yang artinya bahwa matematika merupakan suatu budaya.
Beberapa manfaat dari esai ini adalah sebagai berikut :
1.    Mendapat pengetahuan bahwa Suku Sunda merupakan suku yang kaya akan budaya. Salah satunya dalam perhitungan kecocokan pasangan.
2.      Untuk mengetahui kecocokan pasangan, kita sebagai manusia hanya berikhtiar  dengan mencoba menghitungnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2014).Primbon.[Online]. Tersedia : http://id.wikipedia. org/wiki/Primbon. (02 Juni 2015)

Anonim.(2015).OperasiModulus.[Online]. Tersedia : http://id.wiki pedia.org/wiki/Operasi_modulus (05 Juni 2015)