Setiap Negara di dunia memiliki cara
meramalkan sesuatu dengan caranya sendiri berdasarkan kepercayaan yang
dianutnya. Begitu pula Indonesia memiliki beragam kebudayaan dalam meramalkan
sesuatu sesuai dengan adat dan budayanya. Kebudayaan dalam ramalan berkembang
di Indonesia salah satunya di Suku Sunda yang berada di Pulau Jawa. Ramalan yang
masih melekat pada Suku Sunda tersebut lebih dikenal dengan sebutan Primbon
Sunda.
Gambar 1. Icon Primbon
Primbon berasal dari
kata dalam bahasa Jawa, yaitu bon (mbon atau mpon) yang berarti induk. Kemudian kata tersebut mendapat awalan
pri atau peri yang berfungsi meluaskan kata dasar.Jadi, primbon dapat diartikan
sebagai induk dari kumpulan-kumpulan catatan.Catatan-catatan yang memuat
pengetahuan penting itu lalu dikumpulkan menjadi sebuah buku primbon sehingga
catatan itu sampai sekarang bisa dipelajari dengan mudah.
Banyak hal yang dapat
diramalkan melalui primbon sunda, mulai dari watak, rezeki, mimpi, ilmu
pengobatan, jodoh, bahkan ramalan mengenai lama hidup seseorang bisa diprediksi
dengan perhitungan yang berpedoman pada aturan buku primbon tersebut.
Dewasa ini, kita harus
mampu membedakan hal-hal yang bersifat ramalan dengan hal-hal yang bersifat
realistis karena tidak sepenuhnya ramalan sesuai dengan fakta yang ada. Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa mempelajari primbon sunda akan mendatangkan
manfaat bagi siapa saja yang mempelajarinya.
Seperti telah
disebutkan diatas bahwa primbon sunda dapat meramalkan jodoh seseorang.Hal
tersebut pun saya kaji karena primbon sunda dapat dipelajari secara rasional
sesuai dengan ilmu pengetahuan yang ada, yakni ilmu matematika.
Ramalan jodoh pasangan
ditentukan berdasarkan hari lahir dan namanya.Namun, untuk megetahuinya
diperlukan beberapa kode perhitungan.
A. Kode
babasan
Kode babasan merupakan kode yang nomor urutnya sangat berpengaruh. Kode
ini digunakan setelah hasil perhitungan dibagi 7 dan sisanya dicocokan dengan
no urut pada kode ini, sehingga akan diketahui baik buruknya pasangan tersebut
apabila bersama.
1. Pisang
punggel = kurang baik
2. Lumbung
gumilang = kurang baik
3. Tunggak
kasemi = kurang baik
4. Satria
lalaku = baik
5. Sangga
waringin = baik
6. Paparingan
kebek = baik
7. Ratu
sabdaning pandita = baik
B. Kode
huruf
Kode huruf merupakan kode dimana
setiap huruf memiliki pasangan angkanya masing-masing.Adapun pasangan-pasangan
tersebut telah diatur dan disusun dalam aturan aksara jawa yang tidak dapat
diatur atau dirubah kembali.Berikut merupakan pasangan-pasangan angka sesuai
aturan aksara jawa.
Ha = 1
Na = 2
Ca = 3
Ra = 4
Ka = 5
Da = 6
Ta = 7
Sa = 8
Wa = 9
La = 10
|
Pa = 11
Dha = 12
Ja = 13
Ya = 14
Nya =15
Ma = 16
Ga = 17
Ba = 18
Tha = 19
Nga = 20
|
Adapun kode huruf tersebut diambil
dari aksara jawa yang dapat dilihat sesuai gambar dibawah ini.
Gambar 2. Aksara Jawa
“Namun, untuk
huruf vocal, karena tidak terdapat dalam aksara jawa tersebut, maka untuk semua
huruf vocal ( A, I, U, E, O) mempunyai nilai 0 dan untuk huruf konsonan yang
tidak terdapat dalam aksara jawa yaitu huruf F, Q, V, X dan Z maka nilainya sama seperti dengan huruf yang
ada dalam aksara jawa tersebut yang mempunyai bunyi pengucapan yang mirip”,
tutur Bapak Yanto, seorang ahli primbon.
Seperti
huruf F dan V mempunyai bunyi pengucapan yang sama dengan huruf P (Pa) yang
artinya bahwa nilai dari F dan V sama dengan P yaitu 11. Begitupun dengan huruf
yang lainnya. Huruf Z sama dengan huruf J. huruf Q dan X sama dengan huruf K.
C. Kode
hari
Kode hari merupakan kode dimana
setiap hari kelahiran mempunyai pasangan angka masing-masing.
1. Minggu
= 5
2. Senin
= 4
3. Selasa
= 3
4. Rabu
= 7
5. Kamis
= 8
6. Jumat
= 6
7. Sabtu
= 9
D. Cara
perhitungan
1. Hitung
nama laki-laki berdasarkan kode huruf
2. Hitung
nama perempuan berdasarkan kode huruf
3. Jumlahkan
hasil dari poin satu dan dua kemudian bagi 7 dan ambil sisanya. Cocokan dengan
no urut pada kode babasan dan apabila
tidak bersisa atau sisanya 0, cocokan dengan no urut 7
4. Jumlahkan
hari lahir perempuan dan laki-laki berdasarkan kode hari
5. Jumlahkan
poin tiga dan empat kemudian bagi 7 dan ambil sisanya kemudian cocokan dengan
kode babasan
6. Hitung
tempat tinggal darikeduanya berdasarkan kode huruf kemudian tambah denganjumlah
hari lahir dan jumlah nama, selanjutnya
bagi 7 dan ambil sisanya. Cocokan dengan kode babasan.
7. Apabila
semua hasilnya baik, maka baik pula bagi keduanya. Namun, apabila ada satu yang
kurang baik, maka kurang baik pula bagi
keduanya.
Contoh :
Seorang laki-laki bernama Wikarta yang
lahir pada hari Sabtu akan menikahi seorang perempuan bernama Cuminah yang
lahir pada hari Selasa. Mereka tinggal di Kampung Ciparay.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
wi+kar+ta = 9+5+7 = 21
cu+mi+nah= 3+16+2= 21
jumlah = 21+21= 42
42/7=6sisa 0 berarti
apabila dicocokan pada kode babasan
sesuai dengan no urut 7 yaitu Ratu Sabdaning Pandita yang artinya baik.
Hari lahir keduanya
Sabtu = 9
Selasa = 3
Jumlah hari lahir ditambah jumlah nama
12 + 42 = 54
54/7 = 7 sisa 5
5 = Sangga Waringin yang artinya baik
Tempat tinggal keduanya
Ci+pa+ray= 3+11+4 = 18
18+54 = 72
72/7 = 10 sisa 2
2 = Lumbung Gumilang yang berarti kurang
baik.
Jadi,
kesimpulannya kurang baik karena tempat tinggal mereka.
Analisis Penulis
Untuk
dapat menggunakan sistem ini, pemain harus pandai dalam matematika terutama
dalam operasi penjumlahan dan pembagian, karena tanpa menguasainya sistem ini
tidak dapat digunakan. Selain itu, kode hari dan kode huruf pun harus
diketahui, karena dari sana kita akan medapatkan nilai untuk dioperasikan.
Kemudian, kode babasan menjadi acuan
terakhir untuk mengetahui makna dari hasil pengoperasian sebelumnya. Pada
intinya, system ini tidak akan berjalan jika salah satusyarat diatas tidak
terpenuhi karena syarat-syarat tersebut saling berkaitan.
Pandangan Penulis
Penulis memandang bahwa
hasil dari sistem ini tidak dapat diyakini secara teori, karena hasil tersebut
hanya sebuah perkiraan yang didasarkan pada adat, kebiasaan dan peristiwa yang
pernah terjadi sehingga sebagian masyarakat percaya bahwa hasilnya akan sama
sesuai dengan ciri-ciri pada peristiwa yang pernah terjadi tersebut. Kode-kode
yang terdapat dalam sistem ini pun tidak diketahui bagaimana asal
usulnya.Sehingga tidak dapat dipastikan bahwa kode tersebut sesuai dengan suatu
teori yang dapat diyakini kebenarannya.
Namun, pada sistem pengoperasian
perhitungan, penulis meyakini kebenarannya.Pada sistem ini digunakan
pengoperasian berdasarkan modulo 7.Operasi modulus adalah sebuah operasi yang
menghasilkan sisa pembagian dari suatu bilangan terhadap bilangan
lainnya.Modulo 7 adalah sebuah operasi yang menghasilkan sisa pembagian dari
suatu bilangan terhadap bilangan 7.Jadi, sistem pengoperasiannya berdasarkan
pada salah satu sistem operasi di matematika, yaitu sistem operasi modulo 7.
Kekurangan Sistem
Primbon Sunda
Pada sistem ini,
pengoperasiannya cukup mudah dimengerti, namun terdapat beberapa kekurangannya.
Bagi pemula, dia tidak
akan mengetahui bagaimana cara menghitung nilai dari sebuah nama yang diawali
dengan huruf vokal atau nama yang didalmnya terdapat huruf F, Q, V, X dan Z,
karena kode huruf diambil dari aksara jawa yang berbeda dengan huruf alfabet.
Kode yang digunakan
tidak diketahui asal mulanya, seperti kode hari dan kode babasansehingga tidak dapat diketahui kebenarannya.
Namun, terlepas dari kekurangan diatas,
sistem ini masih diyakini oleh sebagian orang karena sistem ini merupakan
warisan budaya.Jadi, pada dasarnya bahwa Matematika merupakan sebuah budaya.
Laporan Observasi
Pada awalnya penulis
menemukan sistem ini terinspirasi dari seorang teman yang akan membuat sebuah
esai tentang Primbon Jawa. Selain itu, penulis merasa tertarik dengan sistem
operasi menghitungnya.
Penulis mencari sumber
tentang Primbon Sunda di Internet dan buku.Namun, pada buku maupun internet
tidak dijelaskan secara detail tentang kode huruf untuk menghitung nilai dari
suatu nama. Maka dari itu, penulis mencari tahu siapa orang yang mengerti akan
Primbon Sunda. Setelah bertanya terhadap beberapa kenalan orangtua, akhirnya
penulis mendapat informasi tentang Bapak Yanto yang mengetahui tentang Primbon.
Pada akhirnya, penulis
dapat bertemu dan mewawancarai Bapak Yanto.Setibanya disana, penulis disambut
hangat oleh beliau dan penulis langsung memperkenalkan diri dan menyampaikan
maksud tujuan kedatangannya.
Setelah itu beliau menjelaskan kepada
penulis tentang Primbon terutama tentang menghitung nilai dari suatu nama.
Penulis mengambil sumber ini dari sebuah
buku yang sudah tua. Namun, pada buku tersebut sudah tidak terdapat jilidnya,
sehingga judul buku, pengarang buku dan penerbitnya pun tidak dapat diketahui.
Berikut foto buku tersebut.
Gambar 3. Buku Primbon Sunda
Kesimpulan
Ilmu matematika
diaplikasikan dalam berbagai hal.Salah satunya dalam perhitungan kecocokan
pasangan. Dalam menghitung kecocokan pasangan, sistem operasi pertambahan dan
pembagian harus dikuasai oleh sang pemain. Kode dalam sistem ini pun harus
diketahui agar perhitungannya dapat dilakukan.
Sistem ini sudah ada
sejak zaman dahulu, karena sistem ini merupakan warisan budaya.Di dalam sistem
ini menggunakan operasi hitung matematika, yang artinya bahwa matematika
merupakan suatu budaya.
Beberapa manfaat dari esai ini adalah
sebagai berikut :
1. Mendapat pengetahuan bahwa Suku Sunda
merupakan suku yang kaya akan budaya. Salah satunya dalam perhitungan kecocokan
pasangan.
2. Untuk mengetahui kecocokan pasangan,
kita sebagai manusia hanya berikhtiar
dengan mencoba menghitungnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(2014).Primbon.[Online].
Tersedia : http://id.wikipedia.
org/wiki/Primbon. (02 Juni 2015)
Anonim.(2015).OperasiModulus.[Online].
Tersedia : http://id.wiki
pedia.org/wiki/Operasi_modulus (05 Juni 2015)